By : Nitya Andini
Musim hujan?
Yang terbayang pasti mendung gelap, rintik hujan, dan becek dimana - mana. Bukan cuma
itu, banjir-pun kerap melanda berbagai daerah di Indonesia. Musim hujan berlangsung cukup
lama, bulan Oktober - April. Bulan - bulan basah tentunya. Kebanyakan orang mungkin
senang hujan datang karena sungai dan irigasi lancar kembali. Namun yang lain?
Menggerutu karena pakaian dan jemurannya tidak mengering karena "langkanya" sinar
matahari dan kondisi jalan yang banjir di depan kampus, menghambat proses perkuliahan
mahasiswa tentunya.
April belum habis, namun matahari bersinar begitu terik, macam musim panas, namun
bukankah April adalah musim hujan?
Ya, siklus iklim global kini telah berganti. Musim Labuh dan Musim Kemaring pun datang
tidak menentu. Petani pun menggerutu, mengapa hujan tak kunjung datang?
Perubahan iklim kini semakin mengkhawatirkan, belum lagi soal Efek Rumah Kaca yang
setiap saat mengintai akibat banyaknya gas Clorofluorcarbon alias CFC yang dilepaskan ke
atmosfer karena penggunaan gas karbon monoksida dan metana di wilayah industri.
How about earth now?
Keadaan bumi semakin memprihatinkan karena kondisi iklim yang makin tidak menentu,
ketinggian permukaan laut yang makin naik, dan banyaknya pulau pulau yang tenggelam.
Kondisi seperti ini seharusnya dapat dihindari ketika manusia memiliki kesadaran dari diri
masing masing tentang lingkungannya. Apabila manusia peduli dengan lingkungan, tentu
kenaikan suhu ekstrem sekian dekade kebelakang dan kenaikan permukaan laut dapat
dihindari.
Kita manusia, sedapat mungkin menjaga kelestarian bumi kita, dan kembali kepada diri
masing - masing untuk merawat dan menjaga bumi, kalau bukan kita, siapa lagi?
Musim hujan?
Yang terbayang pasti mendung gelap, rintik hujan, dan becek dimana - mana. Bukan cuma
itu, banjir-pun kerap melanda berbagai daerah di Indonesia. Musim hujan berlangsung cukup
lama, bulan Oktober - April. Bulan - bulan basah tentunya. Kebanyakan orang mungkin
senang hujan datang karena sungai dan irigasi lancar kembali. Namun yang lain?
Menggerutu karena pakaian dan jemurannya tidak mengering karena "langkanya" sinar
matahari dan kondisi jalan yang banjir di depan kampus, menghambat proses perkuliahan
mahasiswa tentunya.
April belum habis, namun matahari bersinar begitu terik, macam musim panas, namun
bukankah April adalah musim hujan?
Ya, siklus iklim global kini telah berganti. Musim Labuh dan Musim Kemaring pun datang
tidak menentu. Petani pun menggerutu, mengapa hujan tak kunjung datang?
Perubahan iklim kini semakin mengkhawatirkan, belum lagi soal Efek Rumah Kaca yang
setiap saat mengintai akibat banyaknya gas Clorofluorcarbon alias CFC yang dilepaskan ke
atmosfer karena penggunaan gas karbon monoksida dan metana di wilayah industri.
How about earth now?
Keadaan bumi semakin memprihatinkan karena kondisi iklim yang makin tidak menentu,
ketinggian permukaan laut yang makin naik, dan banyaknya pulau pulau yang tenggelam.
Kondisi seperti ini seharusnya dapat dihindari ketika manusia memiliki kesadaran dari diri
masing masing tentang lingkungannya. Apabila manusia peduli dengan lingkungan, tentu
kenaikan suhu ekstrem sekian dekade kebelakang dan kenaikan permukaan laut dapat
dihindari.
Kita manusia, sedapat mungkin menjaga kelestarian bumi kita, dan kembali kepada diri
masing - masing untuk merawat dan menjaga bumi, kalau bukan kita, siapa lagi?
No comments:
Post a Comment