Translate

Sunday 27 March 2016

OPINI

By : Nitya Andini

Musim hujan?

Yang terbayang pasti mendung gelap, rintik hujan, dan becek dimana - mana. Bukan cuma

itu, banjir-pun kerap melanda berbagai daerah di Indonesia. Musim hujan berlangsung cukup


lama, bulan Oktober - April. Bulan - bulan basah tentunya. Kebanyakan orang mungkin

senang hujan datang karena sungai dan irigasi lancar kembali. Namun yang lain?

Menggerutu karena pakaian dan jemurannya tidak mengering karena "langkanya" sinar

matahari dan kondisi jalan yang banjir di depan kampus, menghambat proses perkuliahan

mahasiswa tentunya.

April belum habis, namun matahari bersinar begitu terik, macam musim panas, namun

bukankah April adalah musim hujan?

Ya, siklus iklim global kini telah berganti. Musim Labuh dan Musim Kemaring pun datang

tidak menentu. Petani pun menggerutu, mengapa hujan tak kunjung datang?

Perubahan iklim kini semakin mengkhawatirkan, belum lagi soal Efek Rumah Kaca yang

setiap saat mengintai akibat banyaknya gas Clorofluorcarbon alias CFC yang dilepaskan ke

atmosfer karena penggunaan gas karbon monoksida dan metana di wilayah industri.

How about earth now?

Keadaan bumi semakin memprihatinkan karena kondisi iklim yang makin tidak menentu,

ketinggian permukaan laut yang makin naik, dan banyaknya pulau pulau yang tenggelam.

Kondisi seperti ini seharusnya dapat dihindari ketika manusia memiliki kesadaran dari diri

masing masing tentang lingkungannya. Apabila manusia peduli dengan lingkungan, tentu

kenaikan suhu ekstrem sekian dekade kebelakang dan kenaikan permukaan laut dapat

dihindari.

Kita manusia, sedapat mungkin menjaga kelestarian bumi kita, dan kembali kepada diri

masing - masing untuk merawat dan menjaga bumi, kalau bukan kita, siapa lagi?

No comments:

Ads Inside Post