Translate

Sunday 3 May 2015

PUISI

                     
                 CINTA
                      
            oleh Irzsa Halimatus Zulva

                     

Cinta itu tidak dapat dipahami secara logika
Tapi cinta itu dapat dirasakan
Cinta itu datang dari mata turun ke hati
Dan cinta itu jauh di mata dekat di hati

Cinta itu anugerah yang diberikan oleh Tuhan
Seperti turunnya air hujan
Cinta itu putih seperti kertas
Dan ada kalanya cinta itu hitam sepert tinta

Cinta itu nggak pamrih katanya !
Tapi kenyataannya ? Cinta itu mengharapkan balasan
Cinta itu nggak pernah salah katanya !
Tapi kenyataannya ? Cinta itu selalu salah

Cinta itu rumit seperti rumus matematika
Kelihatannya aja simpel tapi kalo dijalanin nggak semudah itu
Cinta itu kadang penuh dengan kedustaan dan air mata
Tapi cinta penuh dengan kebahagian dan kehangatan

Cinta itu unik seperti buah pisang
Putih di dalam tapi kuning di luar
Cinta itu nggak jelas seperti buah tomat
                     Cinta itu banyak rasa seperti permen nano-nano itulah cinta

PUISI

INSPIRASI PAGI
oleh Setya Sari Nur Istiqomah

Pagi yang cerah mengawali hariku
Dengan semangat kobar matahari
Embun pagi menghias langkah,
Kakiku berjalan menapaki misteri hari ini
Ketika diam aku tersandar
Ketika diam pula aku termenung
Merenungi indah pagi karena kasihMu
Kebesaran yang tiada banding
Menghiasi tanah ditapaki insan

Saturday 2 May 2015

PUISI

SAHABAT 
oleh Putri Rahmawati (Pend. Bhs Inggris)



Kalian yang selalu berusaha ada untuk kami.


Entah kami minta atau tidak, kalian akan selalu menemani kami.
Saling berbagi cerita, entah bahagia atau sedih.
Terkadang saran kalian kami butuhkan,
Terkadang saran kalian menjengkelkan,
Terkadang saran kalian terabaikan.
Berusaha melindungi ketika ada yang tersakiti,
Berusaha menghibur ketika sedang bersedih
Tak jarang tertawa dan melakukan hal-hal konyol
Dan menciptakan kenangan-kenangan
Yang kelak dapat di ceritakan kembali
Mungkin kalian tak selamanya terus berada di dekat kami
Suatu saat kita pasti akan melangkah sendiri-sendiri
Demi menggapai cita-cita, harapan, dan mimpi-mimpi kita.
Tetapi….jangan khawatir
Walau raga tak bisa bertemu, walau tak bisa bertatap muka
Yakinlah kami akan selalu ada untuk kalian
Mendukung kalian, memberi motivasi dan menampung keluh kesah kalian
Ini masalah waktu, waktu yang membuat kita bertemu dan waktu yang membuat kita berpisah dan yakinlah kita akan bertemu kembali.
Terima kasih kawan, sahabat-sahabatku atas waktu kalian.

Friday 1 May 2015

Seminar Nasional bersama "Asma Nadia" dengan tema "Hati-hati Kesetrum Cinta"

Seminar dilaksanakan tanggal 3 juni 2015 di Auditorium Muhammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta
Harga tiket masuk
·         Diamond : Rp. 90.000,- (mendapatkan buku Asma Nadia)
·         Gold         : Rp. 60.000,-
·         Silver       : Rp. 40.000,-
·         OTS         : Rp. 100.000,-
Tiket masuk bisa diambil di kantor LPM Figur UMS, bookstore UMS atau Togamas.
Fasilitas yang didapatkan berupa ilmu, snack, sertifikat, booknote, pulpen, doorprize dan lain-lain
Pemesanan tiket : Fitri (089685058408)
                             Nur Aini (087888528233)
Pembayaran rekening Bank BRI 5839-01-000180-50-9 atas nama Ida Purnamasari

o   Ikuti juga  lomba menulis puisi dimulai tanggal 1 mei – 25 mei 2015

 Syarat dan ketentuan lomba menulis puisi
1.      Tema bebas tetapi mendidik
2.      Puisi hasil karya sendiri yang merupakan imajinasi sendiri dan belum pernah dipublikasikan
3.      Tidak menggunakan kata-kata yang pornografi
4.      Diketik dengan format, jenis huruf TNR 12, Kertas A4, margin top : 4, left: 4, right: 3, bottom: 3 dan spasi 1
5.      Keputusan dewan juri tidak boleh diganggu
Pendaftaran lomba puisi
Biaya pendaftaran Rp. 15.000, pembayaran bisa melalui rekening Bank BRI 5839-01-000180-50-9 atas nama Ida Purnamasari
Atau Kunjungi kantor LPM Figur FKIP UMS (Gedung B lantai 2 sayap utara)
Bisa juga lewat email lpmfigurfkipums@gmail.com  dengan format puisi_(nama)_no hp.
Melalui via email wajib sertakan bukti pembayaran
Ketentuan lebih lanjut  hubungi Laras (085643958535)


Untuk seminar nasional maupun lomba puisi info lebih lanjut kunjungi:
Blog Figur : lpmffigur.blogspot.com
Twitter       : @lpmf_figur

Facebook   : LPM FIGUR

Wednesday 18 March 2015

Ini Kronologis Hilangnya Mahasiswi UMS Diduga Ikut ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO-- Siti Lestari (20 tahun), mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (FF-UMS), Jateng, dilaporkan hilang. Pihak keluarga mengaku kehilangan kontak dengan mahasiswi tingkat akhir tersebut, sejak awal Bulan Februari lalu.
Sugiran (61 tahun), ayah Siti Lestari sudah berupaya melakukan pencarian, baik tempat kost, kontrakan, teman kuliah, maupun saudara, namun tidak membuahkan hasil. ''Siti juga tetap belum ditemukan,'' katanya, Selasa (17/3).
Menurut Sugiran, Siti menghubungi orangtua di Demak, Jateng, 22 Januari lalu. Ketika itu, dia minta uang untuk biaya kuliah dan kost sebesar Rp 3,5 juta. Sugiran kemudian mentransfer sejumlah uang seperti yang diminta anaknya lewat ATM (Anjungan Tunai Mandiri).
Namun, yang membuat Sugiran kaget, selang beberapa hari, Siti secara tiba-tiba mengirim semua barang miliknya ke Demak. Lima kardus berisi pakaian dan -buku dikirim melalui paket pos. Semenjak itu, Siti tidak bisa dihubungi kelurga lagi.
Seluruh anggota keluarga Sugiran sedih. Kini, Sudarmono, anak laki-laki sulung Sugiran, melapor kasus ini ke Polres Sukoharjo. Berita laporan sudah diterima petugas SPK. ''Kami melaporkan kasus ini ke Polres Sukoharjo, Senin (16/3) lalu,'' tuturnya.
Pihak keluarga berharap adiknya Siti bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat. Orangtua, semua keluarga, katanya, sudah sangat khawatir. Sebelum melaporkan kejadian ini ke Polres Sukoharjo, pihak keluarga sudah melakukan upaya pencarian kemana-mana. Namun, tidak membuahkan hasil.
Di tempat kost di Desa Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Siti sudah lama meninggalkan lokasi. Kabarnya, pindah ke rumah kontrakan. Keluarga korban dibantu beberapa teman kuliah Siti, bisa menemukan kontrakan baru. Hanya saja, rumah itu ternyata telah kosong.
Berdasarkan informasi tetangga, Siti tinggal dikontrakan tersebut bersama seorang pria bernama Bahrun Naim. Sugiran masih ingat nama Bahrun Naim. Dulu, orang itu sempat diajak pulang ke rumah. Dan, dikenalkan sebagai calon suami.
Pihak keluarga menolak karena Bahrun sudah beristri dan memiliki anak. Sejak itu, pihak keluarga tidak tahu dimana keberadaannya. Keluarga Sugiran menduga, hilangnya Siti dibawa Bahrun Naim ke Suriah. Hal ini diyakini pihak keluarga, setelah melacak keberadaan Bahrun dari akun facebook miliknya.
''Dari akun facebook milik Bahrun Naim, dirinya mengatakan berada di Suriah. Katanya, akan menyusul istrinya. Kami terus terang khawatir, jika Siti dibawa ke Suriah oleh Bahrun,''duga Sugiran.

 Reporter : Edy Setiyoko 

 Redaktur : Bilal Ramadhan

sumber      : Republika online

Monday 16 March 2015

PUISI

IA TAK BOLEH MATI

oleh : Muhammad Rais SYakur (PGSD'13)

Sepercik gemuruh penyesalan dan  airmata dalam lesung pipi

Mengiringi  setapak langkah  penyesalan yang mendalam

Badan yang semakin membungkuk  akibat pertempuran itu

Kini hanya tinggal monolog ratapan saja

Ia ingin berlari mengejar bayangannya sendiri

Ia ingin menari meskipun raga terkulai tak berambisi

Ia ingin maju meskipun hati dan raganya tak menyatu

Sungguh...

Ia sangat menyesali pertempuran itu

Diikuti dengan isakan  tangisan misteri

Dikala suara-suara biadab mengikis semangat juangnya

Ia terjatuh dalam nuktoh hitam .....

Ia merangkak dalam barisan do’anya  ...

Ia membiisu pada bicaranya yang layu...

Dan ia merongrong pada musuh yang menghadang

Rencong-rencong yang ia bawa..

Sebagai benteng penggoyahan semangatnya

Menyerbu musuh musuh biadab dan keji

Ia tak mau berdiam diri

Ia tak mau mengakhiri

Ia tak akan berhenti

Dan ia tak mau mati...

 

“Teruntuk para pemuda yang pernah jatuh dalam lubang kegagalan, percayalah bawa Allah Bersama kita “

 

 

PUISI

             Bak Lukisan

oleh Intan Dwi A.N  (PGSD’13)




Layaknya lukisan,
Hati ini jg butuh goresan cat dari jemari yang gemar bertasbih
Begitupun dari kejelian mata ketika memandang sukma yang masih samar


Layaknya lukisan
Perasaan ini juga perlu dipandang apik
Namun jangan hanya dipandang, 
Tolong ejalah, bacalah isinya, pahami, hingga dirimu dibuat nyaman olehnya


Layaknya lukisan,
Jiwa yang hambar ini butuh cat warna warni dari bermacam puisi kerinduan
Yaitu puisi kemuliaan batin dalam rinai keikhlasan


Layaknya lukisan,
Nurani ini juga ingin di perindah
Perindah dengan syair dalam doa yang kau lantunkan setiap malam 
Saya rasa cukup

Lalu, siapakah gerangan pemilik lukisan itu?



Friday 6 March 2015

Menilik Sekolah Pos di pinggir rel kereta api



Menilik Sekolah Pos di pinggir rel kereta api
Dewasa ini pendidikan sangat diperlukan, kita bisa mendapatkannya di sekolah formal maupun non formal. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Saat ini sudah banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan non formal yang berada di tengah-tengah kita, seperti kelompok bermain, lembaga kursus, sanggar, lembaga pelatihan dan lain-lain. Tentunya pendidikan non formal ini diselenggarakan untuk masyarakat kita yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Salah satu contoh sekolah non-formal di Surakarta adalah Sekolah Pos.   Kenapa dinamakan sekolah pos karena proses belajar mengajarnya berada di Pos Kampling di pinggir rel kereta api yang masih aktif.
 Berawal dari kegiatan Berbagi Nasi di daerah Rejosari Rt 08 Rw XIII, Gilingan. Ibu Tri Wulandari salah satu guru bimbingan belajar di daerah Nusukan tergerak hatinya untuk mendirikan sekolah ini. Berbagi nasi merupakan salah satu komunitas kegiatan berbagi yang ada di kota Solo. Berawal dari kegiatan Berbagi lalu di cabangkan menjadi Berbagi Nasi, Berbagi Ilmu, Berbagi Sehat dan kegiatan Berbagi lainnya yang bersifat positif. Karena melihat kondisi di daerah Rejosari yang memerlukan pendidikan tambahan pada anak-anak di daerah ini, untuk itu Ibu Wulan mendirikan Sekolah Pos.
“Misi dan visi nya adalah berbagi. Latar belakang saya kan di bimbingan belajar dan saya kepingin berbagi ilmu disini”, ujar Ibu Wulan. Karena rasa inginnya untuk berbagi dengan anak-anak di daerah Rejosari, Gilingan Ibu Wulan meminta ijin kepada Ketua RT setempat untuk mengadakan Sekolah Pos di daerah ini. Hal ini pun di respon baik oleh Ketua RT dan warga setempat, sehingga banyak anak-anak yang mengikuti kegiatan ini. Hanya bermodalkan keinginan dan tekat untuk membaginya dengan orang lain maka dia membuat sebuah sekolah atau bisa disebut dengan bimbingan belajar gratis. Pertama kali sekolah ini dibuka sudah banyak sekali anak-anak yang ingin mengikuti sekolah ini. Sekitar 50 siswa mulai dari TK, SD kelas 1-5 dan bahkan ada anak yang belum bersekolahpun mau bersemangat untuk mengikuti pembelajaran di sekolah ini.
Berdiri kurang lebih satu tahun Ibu Wulan dan volunteer dapat memberikan perubahan di daerah ini. Pertama kali sekolah ini dibuka ternyata di dapati ada anak kelas 4 SD yang belum lancar membaca maka berbekal dari itu Ibu Wulan semakin bersemangat untuk menebar ilmu dengan para siswa-siswanya. Walaupun pencapaian dari sekolah ini belum begitu luar biasa tapi setidaknya sekarang anak-anak ini sudah pandai membaca dan berhitung.
Dibalik siswa-siswi yang sangat bersemangat pastilah ada guru-guru yang lebih bersemangat pula. Selain Ibu Wulan sebagai pengajar disini ada juga mahasiswa-mahasiswa dari UMS, UNS dan dari Perguruan Tinggi lainnya yang membantu menjadi volunteer. Walaupun volunteer yang dibutuhan belum sesuai target tetapi dia yakin bahwa lama kelamaan akan banyak volunteernya. Volunteer disini tidak hanya yang berkuliah di jurusan pendidikan (FKIP) tetapi dari semua kalangan ada yang berasal dari jurusan ekonomi, profesi perawat dan lain sebagainya.
Ibu RT di daerah ini pun merasa setelah anak-anak mengikuti Sekolah Pos sekarang anak-anak ada perubahan. Dari yang tidak bisa membaca dan berhitung kini bisa membaca dan berhitung. Yang dulunya ketika ditanya ingin menjadi apa, mereka menjawab igin menjadi pegawai Luwes atau pegawai pasar. Tetapi sekarang setelah diberi wawasan cita-cita mereka berubah. Ketika ditanya mereka menjawab ada yang ingin menjadi guru, dokter, polisi dan lain sebagainya. Di sekolah ini setiap tingkatan kelas tidak dibeda-bedakan melainkan melebur menjadi satu (kelas majemuk) ini dikarenakan volunteernya tidak memadahi dan juga terbatasnya tempat untuk pembelajaran. Di sekolah ini pembelajaran dilakukan dengan berbagai macam cara seperti menyanyi dan bermain. Ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran disini.
Selain berbagi ilmu sekolah ini juga mengadakan kegiatan yang bernama berbagi ceria. Kegiatan berbagi ceria biasa dilakukan di hari libur. Dalam kegiatan ini diadakan perlombaan-perlombaan yang membuat anak-anak senang tanpa meninggalkan nilai education. Sekolah ini juga menanamkan bahwa belajar itu menyenangkan dan bukan sebuah momok. “Yang selalu membuat saya tetap semangat adalah semangat dari anak-anak ini, dan bagaimana kita harus menumbuhkan semangat belajar pada anak-anak”, ungkap ibu dua anak ini. Ibu Wulan pun berharap bahwa dia bisa menyebar virus berbagi ini kepada orang lain khususnya mahasiswa-mahasiswa agar lebih peduli kepada lingkungan sekitar.

( Putri R dan Itsna )




Ads Inside Post