Istilah jilboobs, dari kata jilbab dan boobs alias
dada, lebih merupakan sindiran untuk mereka yang berjilbab tapi memperlihatkan
aurat.
Pandangan agama Islam
Jilboobs atau jilbab gaul menurut pandangan agama
pernah disampaikan oleh Ust. Abu Rufaid Agus Suseno, Lc sebagaimana dikutip Sakinah.
Disebutkannya,
kesadaran memakai jilbab telah mulai tumbuh di kebanyakan wanita muslimah.
Memakai jilbab sudah bukan merupakan barang aneh atau terlarang di tempat
kerja. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan terbukanya era globalisasi,
banyak sekali dari wanita muslim yang ingin berpakaian syar’i, mereka ingin
memakai jilbab, tapi mereka juga ingin tampil modis dan cantik. Mereka memakai
jilbab karena mengikuti trend atau agar terlihat “Islami”, terlihat lebih
anggun dan cantik, atau hanya ikut-ikutan saja. Maka mereka pun lebih
mementingkan faktor keindahannya, keanggunan dan gaya, TANPA MEMPEDULIKAN SUDAH BENAR ATAU BELUM JILBAB YANG DIGUNAKANNYA.
BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HAL FENOMENA INI?
ADAKAH
DOSA DI BALIK JILBAB GAUL?
Jikalau kita cermati, jilbab yang dipakai oleh wanita
muslimah
itu bermacam-macam. Bisa kita bagi secara umum menjadi 3 macam jilbab, yaitu:
- Jilbab besar,
- Jilbab biasa,
- Jilbab gaul atau jilbab “funky bin jilbab nyekek
leher” saja
Simak
penjelasannya satu-persatu
- Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang
menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak
tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita
kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah
adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di
tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang
untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai
rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan
riya’). (Imam Asy Syaukani dalam Nailul Athar II/94)
- Adapun jilbab biasa adalah sama dengan di atas,
namun dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar jilbab di atas. Hukum jilbab
seperti ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis pertama
(menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak
tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita
kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa
dipertahankan.
- Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi
booming sekarang ini. Contoh-contohnya:
Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang
hanya sebetis/ malah kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang
hanya mengikatkan kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai
bawahan hanya ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kai, ada juga yang memakai
baju berlengan panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker/kaos tangan,
sehingga jika diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada di
tangannya, ada yang pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih panjang
daripada kerudungnya ada yang pakai kerudung “saringan tahu” karena saking
tipisnya sehingga rambut dan ikat rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai
jilbab dengan corak warna yang mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar
terutama laki-laki. Ada yang menghiasi jilbab dengan renda dan asesoris yang
mencolok seperti bros, yang terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu
luarnya ditambah kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang
terlihat seperti “Biarawati Nasrani” …wal iya dzubillah.
Bagi wanita muslimah yang memakai jilbab jenis ketiga
ini, apakah bisa dikatakan sudah cukup dan lebih “mending” dan baik daripada
yang tidak pakai sama sekali?
Jawabannya, justru bisa jadi wanita tersebut berdosa
karena melanggar batasan-batasan syari’at tentang jilbab dan busana muslimah.
Hal ini jika kita cermati, niscaya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari
jenis jilbab “gaul” ini, antara lain:
A.JILBAB GAUL TIDAK MENUTUP AURAT SECARA SEMPURNA (HANYA “MEMBUNGKUS”
AURAT)
Aurat
wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Namun, banyak
dari busana muslimah saat ini, tidak menutupi aurat secara keseluruhan. Masih
ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka. Di antara mereka masih ada
yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki. Padahal jilbab syar’i adalah yang
menutup aurat secara sempurna, kecuali muka dan telapak tangan saja.
Dari
Abu Dawud, dari Aisyah berkata, bahwa Asma suatu kali mendatangi Rasulullah
dengan mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata kepadanya,”Wahai Asma’,
wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh), tidak boleh terlihat darinya
kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya dan telapak tangannya.” (HR.Abu
Dawud no.4104)
B. JILBAB GAUL MENARIK PERHATIAN KAUM LELAKI
Di
antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan lelaki dan menghindar
dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik perhatian kaum lelaki.
Bagaimana mungkin jilbab justru menarik perhatian kaum lelaki? Hal ini
disebabkan antara lain:
-
Jilbab gaul berwarna warni dan dihiasi berbagai macam motif. Syaikh al Albani
menegaskan, “Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab adalah untuk menutup
perhiasan wanita, maka tidak masuk akal jika seorang wanita muslim memakai
jilbab yang penuh motif & hiasan”. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 120)
Oleh
karenanya, Allah berfirman,”Dan janganlah menampakkan perhiasannya” (QS.An Nur:
31). Keumuman ayat ini menunjukkan bahwa hiasan yang tidak boleh ditampakkan
adalah mencakup pakaian itu sendiri jika dipenuhi oleh hiasan yang menarik
perhatian kaum lelaki. (Baca juga Beda hijab, jilbab, khimar dan
kerudung atau kudung)
APAKAH BERARTI SEORANG WANITA MUSLIM HARUS MEMAKAI PAKAIAN HITAM?
Tidak
juga, karena kriteria pakaian bagi muslimah adalah pakaian yang berwarna lazim
atau familiar, tidak menjadi pusat perhatian. Sehingga, jika suatu daerah
justru membenci warna hitam, maka tidak mengapa dia memilih pakaian berwarna
terang seperti merah, hijau, dll jika termasuk pakaian yang lazim dipakai.
Ibrahim
an Nakha’i suatu hari bersama Alqamah mendatangi para istri Nabi, mereka berdua
mendapatkan istri para Nabi memakai pakaian berwarna merah. (Jilbab Mar’ah
Muslimah: 122
- Jilbab gaul tipis
dan transparan
Menutup
aurat tidak mungkin terwujud dengan pakaian tipis dan transparan, justru dengan
pakaian tipis, akan menambah fitnah dan menjadi hiasan bagi kaum wanita.
Karenanya Nabi ﷺ bersabda, ”Dua golongan dari ahli Neraka yang tidak pernah aku
lihat: seseorang membawa cambuk seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang,
dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya
bagai punuk ontayang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan
mendapatkan baunya,sekalipun ia bisa didapatkan sejauh perjalanan sekian dan
sekian.” (HR.Muslim)
Ibnu
Abdil Barr mengatakan,”Makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’ (berpakaian tapi telanjang)
adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk
tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutup
dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun hakikatnya mereka telanjang.”
(Jilbab Mar’ah Muslimah: 125-126)
- Jilbab Gaul ketat,
memakai jilbab itu bertujuan menghindari fitnah, dan hal ini tak mungkin
terwujud dengan memakai pakaian ketat. Meskipun terkadang pakaian ini menutupi
warna kulit, namun pakaian seperti ini menampakkan sebagian bahkan seluruh
lekuk tubuh.
- Jilbab Gaul
berparfum, padahal Nabi ﷺ menegaskan,”Tidaklah seorang wanita memakai minyak
wangi lalu keluar melewati sebuah kaum supaya mereka mencium parfumnya, maka
sesungguhnya wanita itu adalah pezina.” (HR.Ahmad)
- Jilbab Gaul
menyerupai wanita-wanita kafir, karena biasanya jilbab gaul mengikuti mode yang
sedang berkembang di dunia barat kemudian dipoles sedikit dengan nuansa Islami,
belum lagi dengan model yang sedang nge- trend yang menyerupai biarawati
nasrani..wal iya dzubillah
( Rafika, Larasati, Zahra, Rinda)
No comments:
Post a Comment