Translate

Tuesday 17 May 2016

OPINI

Pendidikan tanpa budi pekerti

Oleh : Yuni (Pend. Matematika'15)

Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini seperti

kekerasan, pemerkosaan dan masih banyak lagi. Namun, anehnya para pelaku tindak kejahatan

tersebut adalah anak-anak yang masih di bawah umur dan masih duduk di bangku sekolah. Melihat

fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, sepertinya ada yang salah dengan pola pendidikan

diindonesia yang saharusnya di kaji ulang.

Pola pendidikan diindonesia saat ini terutama yang formal hanya mengajarkan ilmu-ilmu

dunia sehingga banyak menghasilkan anak-anak yang pintar tetapi sayangnya mereka tidak

mempunyai budi pekerti yang baik. Akibatnya anak-anak zaman sekarang banyak yang melakukan

hal-hal yang buruk. Padahal mereka adalah calon penerus bangsa yang seharusnya suatu saat nanti

dapat menciptakan perdamaian dan keamanan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Namun, saat ini banyak sekali anak-anak yang tidak lagi memiliki budi pekerti. Mereka yang

seharusnya belajar disekolah dengan baik malah melakukan tindakan-tindakan kejahatan dengan

melakukan tawuran, kekerasan, melakukan pelecehan seksual, bahkan ada yang sampai melakukan

Oleh karena itu, sistem pendidikan diindonesia baik yang formal maupun informal saat ini

harus segera diperbaiki dengan tidak hanya mementinkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu

proses untuk mencapai suatu keberhasilan dan lebih menekankan mereka untuk belajar budi pekerti

seorang pelajar. Agar tidak ada lagi pelajar atau anak-anak yang akan melalukan perilaku-perilaku

tidak terpuji yang sampai meresahkan warga.

OPINI

Kelola Sampah, Selamatkan Lingkungan

Oleh : Watik Iswandari


Kata sampah sudah tidak asing lagi dibenak kita. Mendengar kata sampah langsung

terbersit dibenak kita sampah adalah sejenis kotoran atau kumpulan berbagai macam benda yang

telah dibuang serta menimbulkan bau busuk dan menyengat. Tetapi tahukan anda? Sampah yang

sering kita anggap sepele, bisa menjadi berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup kita.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat. Dengan kata lain sampah adalah sisa material yang tidak diinginkan karena

tidak menghasilkan manfaat lagi. Sampah merupakan masalah sosial yang terdapat pada

masyarakat, baik dikota maupun pedesaan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 menyebutkan bahwa

ada 3 jenis sampah yang seharusnya dikelola yaitu sampah rumah tangga, sampah sejenis

sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Dari ketiga jenis sampah tersebut, sampah rumah

tangga (domestik) dan sampah sejenis rumah tangga (berasal dari kawasan komersial, kawasan

industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya)

menghasilkan volume sampah yang paling besar. Produksi kedua jenis sampah tersebut tak ada

habisnya, dari pagi sampai malam selalu ada sampah dari sisa kegiatan kita sehari-hari. Jika

sampah-sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, tentu akan menimbulkan banyak dampak

Sudah terdapat Upaya menjaga lingkungan bersih dan tidak membuang sampah

sembarangan, tapi nyatanya belum menjadi tradisi bagi masyarakat kita. Tumpukan sampah

selalu menjadi pemandangan menjijikkan di sepanjang jalan. Meskipun sudah banyak ajakan

yang tertempel pada pamflet “buanglah sampah pada tempatnya”, tetap saja masalah sampah

tidak kunjung usai. Tulisan yang terpampang dalam jumlah cukup banyak tetap tidak

mendapatkan perhatian oleh banyak warga. Warga mengangap bahwa tulisan tersebut hanya

tulisan yang sudah biyasa dan tidak menjadikan greget bagi yang melihatnya untuk merubah

Melihat fenomena tersebut, tentunya menjadi PR kita bersama untuk menumbuhkan

perilaku cinta lingkungan kepada masyarakat. Untuk menumbuhkan perilaku ini tentu tidak bisa

jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Ada 3 pihak yang harus bahu membahu bertanggung

jawab agar kesadaran untuk mencintai lingkungan tumbuh, khususnya tidak menyepelekan

Pertama, keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting untuk

menanamkan nilai-nilai yang baik bagi anak. Orang tua bisa mendidik anak-anaknya untuk

mempunyai sensitivitas terhadap lingkungan, membuang sampah pada tempat yang disediakan,

misalnya. Setiap keluarga bisa menempatkan dua tong sampah sederhana untuk sampah organik

dan anorganik dirumahnya masing-masing, lalu mencontohkan anak-anaknya untuk membuang

sampah dengan baik dan benar, sembari menjelaskan sampah apa saja yang harus ditempatkan ke

tong sampah organik dan anorganik. Hal ini bisa menjadi salah satu cara yang efektif guna

menyelesaikan permasalahan sampah domestik.

Kedua, Lembaga pendidikan. Tidak dipungkiri lagi bahwa sekolah dan lembaga

pendidikan lainnya juga turut berperan aktif dalam proses tersebut. Sekolah merupakan tempat

kedua dimana seorang anak “tinggal” selama kurang lebih 12 tahun untuk mendapatkan

pendidikan, bayangkan saja jika selama kurun waktu tersebut pihak sekolah dapat

mengoptimalkan tanggungjawabnya sebagai “tempat pendidikan” yang semestinya, maka

permasalahan sampah bukanlah apa-apa. Pihak sekolah terutama guru tidak bisa hanya sebatas

memberikan himbauan dalam mengajarkan hal ini, tetapi juga memberikan contoh,

membangkitkan motivasi serta menyadarkan anak didik tentang betapa pentingnya menjaga

lingkungan. Penanaman nilai dan membiasakan anak didik menjalankan nilai-nilai tersebut pun

membutuhkan proses panjang, teratur, konsisten, sistemik dan sistematik.

Ketiga, Lingkungan Masyarakat.  Peran masyarakat dibutuhkan dalam membentuk

perilaku warga, baik itu anak-anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, orangtua, pihak yang

berwenang dan lain sebagainya. Meskipun aturan sudah dibuat, akan tetapi realisasi aturan

tersebut masih minim. Penegakan aturan oleh pihak yang berwenang merupakan inti dari

keberhasilan perilaku sosial masyarakat di ruang-ruang publik.

Pemerintah seharusnya bisa melakukan pendekatan hukum kepada mereka yang tidak

menjaga lingkungan. Singapura saja sebagai negara tetangga sudah tegas memberikan sanksi

kepada warganya yang membuang sampah sembarangan, lalu kenapa Indonesia tidak bisa?

Pemerintah bisa melakukan sosialisasi aturan dan penegakan hukum secara terus menerus

dibarengi dengan contoh edukatif sehingga masyarakat paham akan pentingnya membuang

Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengelola sampah baik adalah dengan

memilah sampah. Memilah sampah dapat dilakukan dengan memisahkan sampah organik dan

anorganik. Antara sampah yang cepat membusuk dengan sampah yang sulit membusuk. Jenis

sampah organik diantaranya sayuran, buah, sisa makanan, dedaunan, rumput, ranting, dan lain-

lain. Sedangkan sampah anorganik seperti plastik, kaca, kertas, kardus, dan logam. Sampah

organik dapat dijadikan pupuk kompos.

Sampah anorganik juga mempunyai manfaat tersendiri. Bagi mereka yang mempunyai

daya kreatifitas, sampah-sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi aneka barang bernilai guna.

Sampah anorganik juga bisa dijual atau disumbangkan ke pemulung, tukang rongsokan, dan

penjual barang bekas. Bukan hanya memilih sampah saja namun juga terdapat cara lain dalam

pengelolaan sampah yaitu:

1. Tidak membuang-buang makanan (makan sesuai porsi)

2. Memilih produk kemasan yang besar agar jangka waktu pemakaiannya bisa lebih lama

3. Memilih produk-produk refill (isi ulang)

4. Mengurangi pemakaian kantong plastik dengan membawa kantong belanjaan sendiri

Dengan berlaku bijak terhadap sampah bisa dimulai dengan hal-hal kecil yang. Sudah saatnya

kita “bersahabat” dengan sampah. Mari berbuat sesuatu untuk mengelola sampah dengan baik,

agar lingkungan bersahabat dengan kita bukan lagi sebagai pengancam kelangsungan hidup.

Dengan pengelolaan yang baik akan menyelamatkan kelangsungan hidup anak cucu kita kelak.

OPINI

Melahirkan Orang Pintar yang Tidak Terdidik
Oleh : Heni Martati (PGSD'13)


Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini seperti

korupsi, suap dan masih banyak lagi. Namun, anehnya para pelaku tindakan kejahatan

tersebut adalah orang-orang pintar yang bergelar sarjana dari berbagai lulusan universtas

yang ternama. Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, sepertinya ada yang salah

dengan pola pendidikan formal di Indonesia dan semestinya harus dikaji ulang.

Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia sehingga banyak

menghasilkan orang-orang pintar tetapi sayangnya mereka tidak terdidik dan memiliki budi

pekerti yang lemah. Akibatnya orang-orang pintar tersebut malah menjadi orang yang bejat,

maling dan penindak kaum yang lemah. Padahal seharusnya merekalah yang menjadi

penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak.

Terlebih lagi, saat ini banyak sekali orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mengaku

beragama, tetapi tindakan mereka sangat memalukan dan meresahkan masyarakat sekitar.

Contohnya adalah, para dewan yang ‘’katanya’’ terhormat banyak yang tertangkap tangan

melakukan korupsi atau penyuapan. Parahnya lagi tindakan tersebut dilakukan bersama-sama

dengan teman-teman mereka yang juga “katanya” terhormat. Yang lebih miris saat mereka

tertangkap oleh pihak yang berwajib, mereka malah dengan tenang dan melemparkan senyum

yang lebar kepada masyrakat. Seolah-olah mereka senang dengan apa yang mereka perbuat.

Bukankah mereka malu dengan tindakan tersebut, apakah mereka tidak mengetahui atau tidak

pernah diajari bahwa memakan uang yang bukan haknya adalah perbuatan dosa dan haram

hukumnya bagi mereka dan keluarganya.

Memang mereka itu sudah kehilangan akal sehat dan putus sudah urat malunya. Bahkan ada

saja orang yang jelas-jelas terjerat kasus korupsi yang menjadi ketua atau pemimpin suatu

instansi. Bukankah ini sangat memalukan?

Oleh karean itu, sistem pendidikan formal yang ada saat ini harus segera direvisi dengan

tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai

suatu keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari, bukannya

orang-orang pintar yang mendidik.

Tuesday 10 May 2016

CERPEN

Rahasia dibalik cinta
Berawal dari seringnya kita makan bersama tetapi dengan pasangan masing- masing. Cinta muncul tanpa kita sadari, setahun sudah aku menjalin cinta dengan kekasihku dan setahun  sudah kita sering berkomunikasi dengan topik terkadang tidak  penting. Sudah tidak bisa dikendalikan aku memutuskan putus dengan kekasihku. Disitulah rasa perhatian yang lebih kamu berikan padaku, tanpa kita sadari kamu adalah pacar dari sahabatku sendiri. Setelah semua lulus SMA dan mempunyai tujuan yang berbeda – beda. Ternyata kamu dan sahabatku putus, dan itulah awal kita untuk lebih leluasa mencurahkan isi hati aku dan kamu.
Singkat cerita, setahun sudah kita menjalin cinta dengan cinta jarak jauh. Setahun sudah kita saling mengenal dan terkadang ada pula terselip rasa untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Saling mengenal karakter masing – masing, saling mengenal keluarga. Karena kita sudah sama – sama dewasa. Melangkah ketahun kedua ternyata banyak masalah yang kita hadapi, terombang – ambing masalah silih berganti. Akhirnya cinta itu mulai retak dan akhirnya kita putuskan untuk sendiri.
Setahun kemudian tanpa kita dasari kita dipertemukan lagi dengan jalan yang terduga. Saat inilah aku merasa sangat bimbang. Benuh – benuh cinta yang perlahan hilang kini tumbuh lagi tetapi tak seutuh dulu. Karena gelas yang pecah tak akan kembali sempurna meski sudah diperbaiki. Akhirnya aku putuskan lagi untuk kita berteman dan intropeksi diri. Agar mendapatkan cinta yang benar – benar cinta.

Laras Pratiwi _PBI’ 13

Wednesday 4 May 2016

ARTIKEL

Mathematics the Queen of Science

Oleh : Nia Pules Math Edu’14 UMS

Taukah kamu matematika itu apa?

Matematika merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan. Ia juga merupakan salah

satu ilmu eksak atau ilmu pasti. Lebih tepatnya matematika adalah studi besaran, struktur,

ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur

baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari

aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian (dalam

https://id.wikipedia.org/wiki/Matematika ). Ilmu ini menjadi mata pelajaran yang paling

ditakuti oleh kebanyakkan siswa. ungkap mereka beberapa siswa karena sulitnya mempelajari

rumus rumusnya ditambah pembawaan pendidik yang dianggap keras dan tegas menjadi

alasan tersendiri mengapa Matematika menjadi mata pelajaran yang ditakuti kebanyakan

siswa. Meskipun banyak yang membenci mata pelajaran ini, tak sedikit mereka yang

menggemari matematika. Keberadaan ilmu ini didunia pendidikan dan dunia kehidupan

sangat berperan penting. Tak sedikit orang yang mengakui pernyataan tersebut. Hal ini

dibuktikan bahwa setiap kejadian dikehidupan sehari – hari selalu melibatkan matematika,

misalnya seorang ibu rumah tangga belanja ditoko dalam pembayaran ada proses hitung

menghitung. Itu tadi menjadi salah satu contoh peran matematika di kehidupan sehari –hari.

Kebanyakan orang menganggap bahwa matematika itu hanya berkeliaran disekitar angka dan

dan hanya spesifik dengan perhitungan. Padahal, jika mereka tahu matematika itu

multifungsi dapat diterapkan disegala bidang, segala jurusan, dan segala profesi.

Seperti halnya dikehidupan sehari hari didunia pendidikan, matematika sangat

berperan penting. Bahkan karena materi dan manfaatnya yang mampu diterapkan disegala

bidang, matematika mendapatkan predikat yang sangat menakjubkan yaitu “Mathematics the

Queen of Science”, pernyataan/predikat itu sangat pantas disandang oleh matematika. Kenapa

? karena pada realita pendidikan di Indonesia semua mata pelajaran disekolah itu selalu

dikaitkan dengan konsep matematika entah itu perhitungan ringan maupun berat. Diberbagai

jurusan selalu ditemukan matematika entah itu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Dalam

pendidikan di Indonesia Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib untuk

ditekuni karena mata pelajaran tersebut menjadi syarat kelulusan siswa. Tak sampai disitu

saja alasan mengapa matematika dianggap sebagai ratunya ilmu pengetahuan, dalam realita

orang Indonesia kebanyakan dari mereka menganggap seseorang pandai itu dipandang dari

kemampuannya terhadap matematika. Jika seseorang siswa pandai mengerjakan soal yang

berhubungan dengan matematika kebanyakkan orang menganggap dia siswa yang pandai.

Alasannya, karena seseorang yang mampu menyelesaikan permasalahan matematika dia

dianggap mampu mengoperasikan pikirannya dan logikanya dengan baik. Selama, jika kita

perhatikan ketika penerimaan raport atau pembagian hasil ulangan dari pihak orangtua yang

pertama ditanyakan adalah berapa nilai matematika? Itu pertanyaan yang biasa dilontarkan

para orangtua saat penerimaan rapot maupun pembagian nilai ulangan. jadi dapat kita

simpulkan bahwa matematika itu penting dalam kehidupan sehari-hari tak hanya didunia

pendidikan, melainkan dalam kehidupan masyarakat juga penting. Menurut kalimat kalimat

diatas, dapat kita pahami bahwasanya predikat “Mathematics the Queen of Science” itu

memang benar. “Sesungguhnya matematika itu mudah tergantung bagaimana niat dan

tujuan awal kita. Karena pada sesungguhnya didunia ini tidak ada yang sulit, semua

tergantung bagaimana cara kita menikmatinya.”

Masih takutkah kamu pada matematika?

Apa yang kau takuti tentang matematika?

Bukankah matematika itu indah?

PUISI

“MIMPI”

Oleh : Musfirotun Faizah (pend. Biologi)Setiap orang bebas memilikinya


Tak ada batasan untuk bermimpi

Berapapun jauhnya mimpi itu takkan ada orang melarang

Sebesar apapun tak akan ada orang menghadangnya

Sebesar apapun mimpi dapat terwujud

Dengan terus berusaha dan berdoa

Pantang menyerah menghadapi masalah

Mempunyai tekad untuk mewujudkan mimpi

Dengan proses yang tidak menghianati hasil

Mimpi akan terwujud menjadi bukan sekedar angan-angan

Mimpi akan menjadi sebuah kenyataan yang tak terduga

Bermimpilah sejauh mungkin

Karena mimpi bersamaan dengan sebuah perjuangan nyata

Akan membuahkan hasil yang nyata

PUISI

Level

Kehidupan,

Ku beranikan melangkah,

Akhirnya ku usap air mataku yang hampir jatuh dengan telapak yang kotor

Ku berdiri dalam kegelapan, tanpa seorangpun

Aku tak tau harus melangkahkan kakiku ke mana

dan ku lihat kanan kiri tak ada apapun

Mata ini hampir meneteskan air mata

Di sini ku melihat banyak manusia

Cahaya redup,

yang keyakutan,

yamg marah

yang menangis,

saling beradu kekuatan,

manusia saling menghina

Ku beranikan 'tuk melangkah lagi, dan ku lihat

Seorang ibu mengajari anaknya menulis,

seorang lelaki tua yang mendorong gerobak

Dan ku melihat cahaya terang

Sepasang manusia berpegangan tangan erat,

lelaki muda yang merebut gerobak lelaki tua dan mendorongnya,

kemarahan, tetapi ada secuil

ku hentikan langkahku dan duduk di sebatang pohon tumbang

seterang sang surya

Ku melihat,

tidak ada lagi kesedihan

kekecewaan

senyuman kebahagiaan,

kebajikan,

Pada akhirnya

Ku menghela napas,

inilah kehidupan

Sebuah level dari kegelapan menuju pencerahan


Oleh :Suciana

PUISI

BUIBU

Seperti bintang yang bersinar terang

Jiwa ini selalu riang

Ketika mengingat merdu suaramu

Ramah sapamu

Seakan membuat hamparan air laut

Mengeluarakan diri dari permukaannya

Aku selalu mengingatmu saat

Bada angin menghampiriku

Mengajakku memainkan debu-debu ke arah mataku

Saat pagi datang selalu kubayangkan

Alunan merdu suaramu

Membuat ayam tertatih-tatih langkahnya

Setelah aku jauh darimu

Langit semakin terasa mendung

Berat rasanya ...

... Aku merindukanmu ... Ibu ..
.

Karya: Adik Nizroah/PBI’14

PUISI

TERSENYUMLAH
oleh :Itsna (Pend. Matematika'13)

Tersenyumlah saja,

Sebab ada saatnya kau harus berpura-pura.

Berpura-pura bahagia, berpura-pura baik-baik saja,

Sebab ada beberapa mata yang tak boleh berair

Ada hati-hati yang berhak kau buat bangga

Ada jiwa-jiwa yang perlu kau jaga,

Ada masa-masa yang harus kau lalui seorang diri,

Lari saja, terus berlari, tak boleh ada yang menyadari

Sebab kau bisa menyimpan resahmu sendiri

Karena sendiri tidak selalu menyedihkan

Bahkan kadang sendiri akan lebih baik

PUISI

Elegi Awan Hitam


Kala mega kelabu tibaBirunya langit tersingkirkan sekejap

Tergantikan gelapnya awan hitam

Mentari seakan lenyap tak berbekas

Menunggu putusan sang mendung

Menunggu ia yang menerangi sisi gelap ini

Kala mega kelabu bergemuruh

Harapan harapan mulai berguguran

Satu persatu elegi tercipta di balik awan hitam

Hingga luka hati kembali terbuka

Sampai nanti ketika hujan meretas duka

Kala awan hitam menyerang

Nyanyian petir bersahutan

Rintik rintik hujan berkejaran

Kilatan putih menyambar

Dan membuatku merenung akan nasibku esok pagi

Akankah mentari masih tersenyum menyambutku?

Atau awan hitam dengan seringai petirnya?

Akankah dia masih menungguku?

Menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda

Menanti sehabis hujan di bulan desember



Oleh : Nitya Andini Pratita

PUISI

Untukmu Ayah

Ayah....

Kau mengajarkanku arti hidup

Kau mengajarkanku bagaimana cara menghargai orang lain

Kau mengajariku tentang kebaikan

Kau mengajariku tentang arti cinta

Ayah..

Kau menjagaku merawatku dengan kasih dan sayang

Ayah....

You my first love :)



(Rafi’ah Rizqi Amalia PG-Paud‘15)

PUISI

ENTAHLAH
Oleh : Muhammad Rais Syakur (PGSD.13)


Biadab....

Inikah negeri yang “katanya” menjujungg tinggi demokrasi?

Jerita rakyat dianggap sampah berceceran

Hak rakyat dibungkam dengan ocehan pejabat negeri

Deklarasi keadilan negeri terus diobral dengan omongan kosong

Pancasila hanya sebatas formalitas ideologi

Jabatan tinggi hanya untuk menggemukan kantong pribadi

Sampah sampah sampahhhhhh....

Korupsi dijadikan budaya yang wajib ia tekuni

Ah entahlah negeriku ini....

PUISI

Dengar Celotehku, Sayang

Oleh : Atiqah Nur Farida, PBI’15


Ada sebait kisah yang kamu beri tahu kepada aku

Berputar enggan untuk diam

Di kepalaku, bagai kereta mainan



Ada ribuan kecewa merasuk dada kemudian

Tapi aku tak tahu, harus katakan apa

Harus berujar pada siapa



Haruskah aku sendiri yang menyimpan ini

Aku tidak tahan

Ingin aku berujar pada rerumputan

Dan mendengar sumpah mereka agar tetap diam, tak bergoyang

Pada siapa saja yang akan menanyainya, mengenai ini



Kamu menganggap dirimu berubah

Tidak, sayang

Kamu tetap yang tersayang

Kamu tetap kamu yang ada di dalam hatiku

Kamu tetap kamu yang selalu menjadi warna daripada hidupku



Kamu tentu tahu, seberapa penting kamu bagi aku

Kamu tentu tahu, aku bisa meradang semalaman

Terngiang olehmu

Bagai kenangan seorang terdahulu yang enggan beranjak



Sayang

Jangan lupa akan siapa kamu

Jangan lupa siapa saja yang berharap pada kamu



Mungkin, di depan nanti akan ada banyak persimpangan lagi

Aku tahu, kamu tentu akan memilih kebenaran

Tapi mungkin, terkadang kamu terjebak dalam gelap

Tak tahu harus bagaimana

Jangan gegabah

Disini, kamu lihat

Aku disini, sayang

Kamu bisa ulurkan tanganmu

Kemudian gamit tanganku

Kita bersama temukan jalan yang benar dari banyak persimpangan yang sialan

PUISI

Mimpi dan Asa

Oleh : Widya Arum Tri Andini / Editor Redaksi


Waktu boleh saja terlewati

Kisah boleh saja padam

Cucuran airmata mungkin tak terelakan

Kaki kian tergoyahkan

Tapi mimpi harus terus berjalan

Karena hidup bukan tentang hari ini saja

Tapi tentang esok..

Lusa..

Nanti...

Dan sepanjang usia

Sampai mata tak lagi melihat bayangan

Sampai mulut terbungkam

Sampai denyut nadi tak berdengarkan

Ya..

Ada mimpi yang harus terpecahkan

Ada asa yang harus menjadi nyata

dan

Ada mereka yang harus dibahagiakan..

PUISI

TERBELENGGU MASA LALU

Aku butuh satu kata…

Satu kata yang menyempurnakan hidupku

Aku butuh satu kata

Satu kata yang menyentuh laraku

Aku butuh satu kata

Satu kata terindah dalam hidupku

Aku butuh hanya.. satu kata..

Satu kata yang selalu mengingatkanku pada dirimu

Dan aku butuh satu kata

Satu kata terakhir dalam hidupku…

Satu kata terakhir darimu…

Saat kau bilang cinta padaku



Nisrina Nur’aini (Pend. Biologi’15)

PUISI

SATU KATA

Aku butuh satu kata…

Satu kata yang menyempurnakan hidupku

Aku butuh satu kata

Satu kata yang menyentuh laraku

Aku butuh satu kata

Satu kata terindah dalam hidupku

Aku butuh hanya.. satu kata..

Satu kata yang selalu mengingatkanku pada dirimu

Dan aku butuh satu kata

Satu kata terakhir dalam hidupku…

Satu kata terakhir darimu…

Saat kau bilang cinta padaku



Nisrina Nur’aini (Pend. Biologi’15)

PUISI

Aku dan Dirimu



Aku adalah diriku

Dan diriku adalah aku

Aku bukan kamu

Dan kamu pun bukan aku

Dirimu deperti ini bukan karena aku

Dan aku seperti ini bukan karena dirimu

Dan aku tahu,kekuranganmu bukan kekuranganku

Melainkan kekuranganmu adalah kelebihanku

Tuhan..

Aku tak tahu

Diriku tak menau

Ada apa dengan aku

Ada apa dengan diriku

Aku yakin dan aku yakin

Aku pasti dan aku pasti

Entah apa dan entah kapan waktu

Hanya aku dan diriMu yang tahu


by : Nur Irmawatii (Pend.Matematika'14)

PUISI

Terlalu Berharap



Seseorang yang pernah membuat aku merasa nyaman didekatmu

Seseorang yang pernah menciptakan kebahagiaan dihidupku

Seseorang yang pernah mewarnai hariku dengan warna yang indah nan cantik

Seseorang yang pernah memberi perhatian dengan bumbu manis dari ucapanmu

Namun,kata pernah mengartikan bahwa itu cerita lama

Kini,kau tidak lagi merekahkan senyum diwajahku

Kau tidak lagi mewarnai hariku sehingga hanya ada warna hitam putih didalamnya

Kau tidak lagi membuat aku merasa jatuh hati karena sikapmu yang acuh

Ucapanmu kini terasa hambar,tidak ada lagi kata manis dalam perkataanmu

Dengan berlari,kau bawa kebahagiaanku yang pernah kau ciptakan

Kau pergi dengan cepat tanpa melihatku kembali dibelakangmu

Kau juga membawa pergi rasa serta harapanku yang pernah aku tulis untukmu

Aku tersadar, mungkin aku hanya menjadi tempat persinggahanmu

Hingga pada akhirnya kau pergi kearah tujuan hatimu

Kau tak perlu berlari, aku takkan mengejar

Berjalanlah pelan, aku akan tetap diam disini

Diam-diam menyayangi serta mendoakanmu dari kejauhan


Dwi Aisyah R. (pend. Biologi ’15)

PUISI

Senja

Daun menggali – gali senja

Merengkuh tanah agar tak mengerang waktu dikala jatuh

Senja itu, kau selalu saja datang kepadaku

Menggotong sejuta impian dunia kemilau

Engkau, cinta pun hanyut pada senja

Demikian, musim telah menulisnya

Mengabarkan asa dalam diam

Demikian, kau selalu saja datang kepadaku tanpa permisi

Kutatap lagi senja

Langit dan sinarnya menulis wajahmu

Dalam aksara ke dalam satu bahasa



by : Nivia Putri Ratna Juwita

Ads Inside Post