Kutub Utara – Kutub Selatan Masa Remaja
Atiqah Nur Farida
Detik pada jam digital itu selalu bergerak maju—ke arah kanan—berputar. Pasir
pada jam pasir selalu berjatuhan ke bawah, tentu bukan ke atas. Karena kehidupan
selalu memakai alur maju, hidup itu tentang masa depan bukan masa lalu. Dan
masa sekarang adalah masa yang bisa di bilang masa paling greget sepanjang
perjalanan hidup. Masa dimana tidak bisa di ulang lagi—bukan berarti masa yang
lain bisa diulang kembali. Masa remaja.
Aneh nggak sih? Sama remaja zaman sekarang yang maniak gadget. Seakan tidak
bisa lepas dari gadget. Rasanya kalau tanpa barang satu itu akan mustahil hidup,
hiperbola. Kemana-mana selalu di bawa, seakan tak merasa nyaman jika jemari
tidak bergemilang diatasanya. Dan lagi, selalu haus akan Socmed (Social Media).
Maksudnya, sedikit-sedikit laporan sama facebook, twitter dan teman-teman kedua
socmed tersebut. Untung saja kedua media itu tidak ‘hidup’ bagaimana bisa makhluk
hidup yang juga pasti punya masalah sendiri harus menampung masalah berjuta
orang. Iya, untungnya socmed itu tidak memberontak.
Tidak cukup sampai disitu, karena dampak dari socmed ini kebanyakan adalah
dampak negatif. Kenyataan yang lagi-lagi pahit adalah, perkataan seseorang di
socmed biasanya akan terkesan jauh lebih berani dan omongan yang tanpa fikir
panjang, juga sedikit tanggung jawabnya dari perkataan tersebut. Bukan hanya
omongan, bisa di lihat. Kebanyakan dari pengguna socmed juga sering mengirim
beberapa file jenis foto. Tak sedikit manusia-manusia yang terlihat berjilbab akan
menghamburkan jilbabnya ketika memasang foto di socmed, miris.
Kembali lagi pada masalah mengeluh. Mengeluh yang berlebih-lebihan, seakan
menjadi manusia yang paling punya masalah besar. Seakan tak ada lagi orang lain
yang mempunyai masalah, seakan hanya dia satu-satunya yang sedang tersakiti.
Atau entahlah yang lainya. Generasi remaja saat ini sungguhlah absurd dengan
gaya yang drama queen dan drama king. Dengan tempat mengadu lagi-lagi di
socmed sudah merasa menjadi yang paling keren, seakan yang tidak mengeluh,
memasang foto ‘hamburkan hijab’ dan tidak berkata buruk di socmed bukan lagi
anak gaul. Jika menjadi gaul adalah dengan seperti itu, bukankah lebih baik tidak
Gaul. Apakah gaul juga bisa di tunjukkan dengan menilai seseorang dengan
seenaknya? Maksudnya dengan hanya melihat tingkah laku seseorang—tanpa tahu
apa yang sebenarnya—terus dengan rasa paling benar menjudge seseorang itu.
Kejadian ini juga biasanya terjadi—lagi-lagi—di socmed. Kalau bisa di gunakan
secara positif kenapa pilih negatifnya?
Gaul. Apa gaul itu dengan tidak percaya dengan diri sendiri? Dengan memilih
percaya dengan orang lain yang belum tentu orang itu percaya pada dirinya sendiri.
Budaya mencontek, susah untuk di hilangkan. Karena kebanyakan siswa terdoktrin
untuk mendapat nilai yang bagus, bukan ilmu yang cukup. Padahal masa depan itu
di tentukan dengan ilmu yang kita dapat selaama ini bukan di tentukan dengan nilai-
nilai yang bertebaran di atas lembar jawab. Jadi, kalau saat ujian itu bukan
tergantung pada siapa pengawasnya tapi pada otak masing-masing ya. Sudah
berapa mampu kita untuk melewati ujian itu.
Kembali lagi ke masa remaja, seharusnya kita bisa mengisinya dengan berbagai hal
yang positif. Apapun itu, asalkan positif pasti akan sangat bermanfaat untuk masa
remaja kita cari pengalaman sebanyak-banyaknya. Bisa dengan berorganisasi
karena organisasi itu bisa jadi tempat pelarian kita supaya tidak terlalu tertarik dalam
dunia hedonisme atau pun suatu hal yang tidak bermanfaat.
Remaja, remaja itu seharusnya penuh ambisi terhadap masa depan. Percaya
dengan dirinya sendiri. Bisa berkaca akan dirinya sendiri, bisa memilih apa yang
baik dan apa yang harus di tinggalkan. Bisa memilih porsi dalam hal apapun itu
dengan takaran yang pas. Jangan Cuma di genggam gadgetnya, sekali-kali
genggamlah buku, di buka kemudian dibaca. Gadget jangan hanya digunakan untuk
bersocial media, hey, gadget bisa di gunakan untuk media pembelajaran.
Sebenarnya semua yang ada bisa di jadikan pembelajaran dan media untuk mencari
pengalaman, yang penting jangan terlalu cemen dalam menghadapi masalah, selalu
strong dan stay positive. (RF25)
No comments:
Post a Comment