Dengar Celotehku, Sayang
Oleh : Atiqah Nur Farida, PBI’15
Ada sebait kisah yang kamu beri tahu kepada aku
Berputar enggan untuk diam
Di kepalaku, bagai kereta mainan
Ada ribuan kecewa merasuk dada kemudian
Tapi aku tak tahu, harus katakan apa
Harus berujar pada siapa
Haruskah aku sendiri yang menyimpan ini
Aku tidak tahan
Ingin aku berujar pada rerumputan
Dan mendengar sumpah mereka agar tetap diam, tak bergoyang
Pada siapa saja yang akan menanyainya, mengenai ini
Kamu menganggap dirimu berubah
Tidak, sayang
Kamu tetap yang tersayang
Kamu tetap kamu yang ada di dalam hatiku
Kamu tetap kamu yang selalu menjadi warna daripada hidupku
Kamu tentu tahu, seberapa penting kamu bagi aku
Kamu tentu tahu, aku bisa meradang semalaman
Terngiang olehmu
Bagai kenangan seorang terdahulu yang enggan beranjak
Sayang
Jangan lupa akan siapa kamu
Jangan lupa siapa saja yang berharap pada kamu
Mungkin, di depan nanti akan ada banyak persimpangan lagi
Aku tahu, kamu tentu akan memilih kebenaran
Tapi mungkin, terkadang kamu terjebak dalam gelap
Tak tahu harus bagaimana
Jangan gegabah
Disini, kamu lihat
Aku disini, sayang
Kamu bisa ulurkan tanganmu
Kemudian gamit tanganku
Kita bersama temukan jalan yang benar dari banyak persimpangan yang sialan
No comments:
Post a Comment