TERNYATA
Eka Desma
Tut tut tut ...
Suara
dering hpku pun mulai menganggu hidupku, “ lagi-lagi orang ini, menyebalkan
sekali” aku menggerutu dalam hati, “pagi siang malem” kayak alarm aja lama-lama.
Sesampai dikelas tiba-tiba dia kembali muncul “kamu kok nggak balas sms aku sih kenapa?” aku menjawab “apa sih emang penting ya?enggak kan”. Dengan raut muka yang sedih dia keluar dari kelasku. Dia adalah seseorang yang dekat denganku tapi dulu sebelum dia mengubahnya menjadi seperti sekarang dia yang posesif dan mulai mengatur hidupku padahal aku hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat. Aku lebih nyaman dengan status itu karena dari situ aku justru bisa lebih dekat dan akrab tanpa ada penghalangnya tapi sejak dia menjadi posesif aku jarang lagi mau nemuin dia apalagi membalas smsnya yang sangat nggak penting itu padahal dia tau kalo akupunya hati sama seseorang yang begitu aku sayangi namun apadaya orang itu sudah punya orang yang special juga terkadang aku merasa ketidakadilan ini buat apa mencintai kalo pada akhirnya kita tidak bisa memiliki.
Sesampai dikelas tiba-tiba dia kembali muncul “kamu kok nggak balas sms aku sih kenapa?” aku menjawab “apa sih emang penting ya?enggak kan”. Dengan raut muka yang sedih dia keluar dari kelasku. Dia adalah seseorang yang dekat denganku tapi dulu sebelum dia mengubahnya menjadi seperti sekarang dia yang posesif dan mulai mengatur hidupku padahal aku hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat. Aku lebih nyaman dengan status itu karena dari situ aku justru bisa lebih dekat dan akrab tanpa ada penghalangnya tapi sejak dia menjadi posesif aku jarang lagi mau nemuin dia apalagi membalas smsnya yang sangat nggak penting itu padahal dia tau kalo akupunya hati sama seseorang yang begitu aku sayangi namun apadaya orang itu sudah punya orang yang special juga terkadang aku merasa ketidakadilan ini buat apa mencintai kalo pada akhirnya kita tidak bisa memiliki.
Tok tok tok..
Akupun bergegas keluar untuk melihat
siapa yang datang kerumah “hey malem keluar yuk makan malem?” ternyata hasan
yang datang orang yang selama ini aku cintai dan malam ini dia ngajak aku
keluar omigat bahagianya aku, tiba-tiba terlintas dipikaranku “kenapa aku mau
kok mudah banget ya aku mau dia ajak keluar padahal aku telah menunggunya
sekian lama” tapi saat itu yang aku tau hanya aku pengen pergi bareng dia dan
apadaya aku bergegas ganti baju dan langsung keluar pergi bareng hasan ke
sebuah tempat makan, sesamapainya kita langsung berbincang-bincang “dea,
sekarang aku jarang liat kamu pergi sama sahabatmu itu, ada apa?” hasan
menanyakan hal itu padaku berarti selama ini dia memperhatikanku, “nggak kok
nggak ada apa-apa dia aja yang terlalu posesif sama aku jadi aku ngrasa males
deket sama dia” dengan raut muka sedih aku menjawabnya terpatah-patah,
“sebenere dari dulu aku udah punya rasa juga sama kamu tapi aku liat kamu deket
sama dia jadi aku lebih baik menjauh dan mencoba berpaling sama yang lain tapi
hati aku nggak pernah bisa berpaling dari kamu” aku langsung melongo denger
hasan bilang semuanya ke aku kayak gitu “aku juga selama ini hanya memendamnya
san, aku bisa apa pas liat kamu sama yang lain” setelah kejujuran kita ini kita
harus apa gimana menghadapi mereka tanya hasan kepadaku.
Ternyata malam itu sahabatku juga
ada disana dan mendengar semua percakapan antara aku dan hasan akhirnya dia
memutuskan untuk membiarkan aku dan hasan bersama yang penting aku bahagia,
setelah kejadian itu dia mulai menjauh dari hidupku nggak lagi muncul nggak
lagi posesif sama aku.
Akhirnya sekarang aku dan hasan
mulai jalan berdua kemana-mana, kedewasaan dia yang membuat aku makin cinta dan
percaya, nasehat-nasehatnya dan dia yang selalu percaya dan selalu mengalah itu
yang bikin aku betah sama dia sampai saat ini.