Translate

Tuesday 17 May 2016

OPINI

Kelola Sampah, Selamatkan Lingkungan

Oleh : Watik Iswandari


Kata sampah sudah tidak asing lagi dibenak kita. Mendengar kata sampah langsung

terbersit dibenak kita sampah adalah sejenis kotoran atau kumpulan berbagai macam benda yang

telah dibuang serta menimbulkan bau busuk dan menyengat. Tetapi tahukan anda? Sampah yang

sering kita anggap sepele, bisa menjadi berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup kita.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat. Dengan kata lain sampah adalah sisa material yang tidak diinginkan karena

tidak menghasilkan manfaat lagi. Sampah merupakan masalah sosial yang terdapat pada

masyarakat, baik dikota maupun pedesaan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 menyebutkan bahwa

ada 3 jenis sampah yang seharusnya dikelola yaitu sampah rumah tangga, sampah sejenis

sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Dari ketiga jenis sampah tersebut, sampah rumah

tangga (domestik) dan sampah sejenis rumah tangga (berasal dari kawasan komersial, kawasan

industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya)

menghasilkan volume sampah yang paling besar. Produksi kedua jenis sampah tersebut tak ada

habisnya, dari pagi sampai malam selalu ada sampah dari sisa kegiatan kita sehari-hari. Jika

sampah-sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, tentu akan menimbulkan banyak dampak

Sudah terdapat Upaya menjaga lingkungan bersih dan tidak membuang sampah

sembarangan, tapi nyatanya belum menjadi tradisi bagi masyarakat kita. Tumpukan sampah

selalu menjadi pemandangan menjijikkan di sepanjang jalan. Meskipun sudah banyak ajakan

yang tertempel pada pamflet “buanglah sampah pada tempatnya”, tetap saja masalah sampah

tidak kunjung usai. Tulisan yang terpampang dalam jumlah cukup banyak tetap tidak

mendapatkan perhatian oleh banyak warga. Warga mengangap bahwa tulisan tersebut hanya

tulisan yang sudah biyasa dan tidak menjadikan greget bagi yang melihatnya untuk merubah

Melihat fenomena tersebut, tentunya menjadi PR kita bersama untuk menumbuhkan

perilaku cinta lingkungan kepada masyarakat. Untuk menumbuhkan perilaku ini tentu tidak bisa

jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Ada 3 pihak yang harus bahu membahu bertanggung

jawab agar kesadaran untuk mencintai lingkungan tumbuh, khususnya tidak menyepelekan

Pertama, keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting untuk

menanamkan nilai-nilai yang baik bagi anak. Orang tua bisa mendidik anak-anaknya untuk

mempunyai sensitivitas terhadap lingkungan, membuang sampah pada tempat yang disediakan,

misalnya. Setiap keluarga bisa menempatkan dua tong sampah sederhana untuk sampah organik

dan anorganik dirumahnya masing-masing, lalu mencontohkan anak-anaknya untuk membuang

sampah dengan baik dan benar, sembari menjelaskan sampah apa saja yang harus ditempatkan ke

tong sampah organik dan anorganik. Hal ini bisa menjadi salah satu cara yang efektif guna

menyelesaikan permasalahan sampah domestik.

Kedua, Lembaga pendidikan. Tidak dipungkiri lagi bahwa sekolah dan lembaga

pendidikan lainnya juga turut berperan aktif dalam proses tersebut. Sekolah merupakan tempat

kedua dimana seorang anak “tinggal” selama kurang lebih 12 tahun untuk mendapatkan

pendidikan, bayangkan saja jika selama kurun waktu tersebut pihak sekolah dapat

mengoptimalkan tanggungjawabnya sebagai “tempat pendidikan” yang semestinya, maka

permasalahan sampah bukanlah apa-apa. Pihak sekolah terutama guru tidak bisa hanya sebatas

memberikan himbauan dalam mengajarkan hal ini, tetapi juga memberikan contoh,

membangkitkan motivasi serta menyadarkan anak didik tentang betapa pentingnya menjaga

lingkungan. Penanaman nilai dan membiasakan anak didik menjalankan nilai-nilai tersebut pun

membutuhkan proses panjang, teratur, konsisten, sistemik dan sistematik.

Ketiga, Lingkungan Masyarakat.  Peran masyarakat dibutuhkan dalam membentuk

perilaku warga, baik itu anak-anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, orangtua, pihak yang

berwenang dan lain sebagainya. Meskipun aturan sudah dibuat, akan tetapi realisasi aturan

tersebut masih minim. Penegakan aturan oleh pihak yang berwenang merupakan inti dari

keberhasilan perilaku sosial masyarakat di ruang-ruang publik.

Pemerintah seharusnya bisa melakukan pendekatan hukum kepada mereka yang tidak

menjaga lingkungan. Singapura saja sebagai negara tetangga sudah tegas memberikan sanksi

kepada warganya yang membuang sampah sembarangan, lalu kenapa Indonesia tidak bisa?

Pemerintah bisa melakukan sosialisasi aturan dan penegakan hukum secara terus menerus

dibarengi dengan contoh edukatif sehingga masyarakat paham akan pentingnya membuang

Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengelola sampah baik adalah dengan

memilah sampah. Memilah sampah dapat dilakukan dengan memisahkan sampah organik dan

anorganik. Antara sampah yang cepat membusuk dengan sampah yang sulit membusuk. Jenis

sampah organik diantaranya sayuran, buah, sisa makanan, dedaunan, rumput, ranting, dan lain-

lain. Sedangkan sampah anorganik seperti plastik, kaca, kertas, kardus, dan logam. Sampah

organik dapat dijadikan pupuk kompos.

Sampah anorganik juga mempunyai manfaat tersendiri. Bagi mereka yang mempunyai

daya kreatifitas, sampah-sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi aneka barang bernilai guna.

Sampah anorganik juga bisa dijual atau disumbangkan ke pemulung, tukang rongsokan, dan

penjual barang bekas. Bukan hanya memilih sampah saja namun juga terdapat cara lain dalam

pengelolaan sampah yaitu:

1. Tidak membuang-buang makanan (makan sesuai porsi)

2. Memilih produk kemasan yang besar agar jangka waktu pemakaiannya bisa lebih lama

3. Memilih produk-produk refill (isi ulang)

4. Mengurangi pemakaian kantong plastik dengan membawa kantong belanjaan sendiri

Dengan berlaku bijak terhadap sampah bisa dimulai dengan hal-hal kecil yang. Sudah saatnya

kita “bersahabat” dengan sampah. Mari berbuat sesuatu untuk mengelola sampah dengan baik,

agar lingkungan bersahabat dengan kita bukan lagi sebagai pengancam kelangsungan hidup.

Dengan pengelolaan yang baik akan menyelamatkan kelangsungan hidup anak cucu kita kelak.

No comments:

Ads Inside Post