Translate

Sunday 11 January 2015

KAKI MELANGKAH LISTRIK MELIMPAH






Jika di Jakarta proyek MRT (Mass Rapid Transportasi) sedang dibangun dan proyek pembangkit listrik yang ramah lingkungan belum terlaksana, lain halnya dengan Jepang. Setelah sukses dengan beberapa inovasi kereta seperti kereta api super cepat, super mewah dan juga kereta api bawah tanah, nampaknya Jepang tidak puas dengan semua yang sudah dimiliki itu. Saat ini Jepang sedang membuat percobaan mengenai pembangkit listrik dari tenaga manusia.
Perusahaan kereta api Jepang sektor timur The East Japan Railway Company, bekerja sama dengan para peneliti Universitas Keio Jepang mengadakan riset untuk mengembangkan stasiun kereta api yang ramah lingkungan di stasiun Shibuya. Mereka memanfaatkan lalu lalang para penumpang di stasiun tersebut untuk menghadirkan pembangkit listrik dari tenaga manusia. Melalui teknologi tersebut penumpang akan bergerak melalui tenaga dari hasil pijakannya sendiri. Konsep teknologi tersebut didasari oleh teknologi Piezoelektrik, dimana perangkat Piezoelektrik ini merupakan lempengan keramik yang bisa merubah suatu tekanan menjadi suatu tegangan berdasarkan kekuatan yang ada. Teknologi ini diletakkan pada lantai digerbang tiket dan area lain di Stasiun Tokyo yang ramai oleh orang yang berlalu-lalang, sehingga menghasilkan energi listrik dari penumpang yang berjalan diatasnya.
Mengubah Tekanan Kaki Jadi Tegangan Listrik






Menurut riset, teknologi Piezoelektrik mampu menyalakan 2 buah lampu yang bermuatan sekitar 60 watt dalam satu kali pijakan. Selain itu pijakan kaki manusia yang kuat bisa mengubah tekanan menjadi tegangan listrik antara 1-3,5 Volt. Uniknya, teknologi Piezoelektrik ini tidak terbatas pada langkah manusia saja tetapi juga dengan tenaga mekanik lainnya seperti rel kereta api, landasan pesawat terbang dan jalan raya. Setiap energi yang dihasilkan oleh Piezoelektrik ini tergantung pada perubahan temperatur, gerakan, massa suatu kendaraan dan juga getaran yang dihasilkan.
Pemerintah Jepang sedang berusaha untuk mengembangkan teknologi ini secara besar-besaran. Mereka melihat  ini sebagai peluang bagi listrik ramah lingkungan masa depan sehingga pemerintah optimis jika teknologi ini dikembangkan maka akan menghasilkan sumber listrik yang besar.
Teknologi  ini merupakan teknologi yang ramah lingkungan, murah dan juga canggih. Karena teknologi ini mampu membuat anggaran listrik pemerintah berkurang dan dalam jangka panjang rencananya teknologi ini akan diterapkan pada beberapa jalur yang ramai seperti bandara, kereta dan jalan raya. Namun pada sisi lain teknologi ini belum bisa diterapkan dalam rumah tangga karena membutuhkan infrastruktur yang besar dan mahal.
Material untuk Piezoelektrik sangatlah terbatas sehingga membuat sistem Piezoelektrik ini belum bisa menyaingi fossil fuel (minyak, gas alam, atau batu bara). Selain itu teknologi Piezoelektrik ini juga membutuhkan aktivitas mekanis seperti pijakan atau goncangan sehingga dirasa kurang efisien.
Kapasitas energi Piezoelektrik yang tersimpan ditempat penyimpanannya ini bisa saja hilang atau menurun secara drastis jika tidak ada langkah manusia, guncangan, cahaya matahari atau angin.
Sebelumnya, suatu Night Clup di London, Inggris sudah menggunakan tenaga Piezoelektrik ini. Night Club tersebut merupakan eco-nightclub yang menggunakan gerakan dari para clubbers yang menari diatas lantai disko untuk menghasilkan energi listrik. Tenaga yang dihasilkan digunakan untuk keperluan-keperluan klub selama klub itu dibuka.
Lalu kira-kira apakah Jepang siap merogoh kocek yang sangat dalam untuk membangun teknologi ini seperti klub malam dilondon?
Created by: Nur Aini dan Siti Fatonah

No comments:

Ads Inside Post