OPINI : TV DAN ANAK
Industri media televisi kian hari kian menampakkan taring yang tajam
dalam menampilkan berbagai tayangan televisi. Terlihat saat ini mereka berlomba
untuk menampilkan sesuatu yang tidak mengedukasi bagi masyarakat terlebih
untuk anak-anak. Industri media pertelevisian kini hanya mampu untuk mengejar
rating tanpa mengedepankan kualitas tayangan. Hal ini tentunya sudah menjadi
tamparan besar bagi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang tidak mampu untuk
memfilter berbagai tayangan televisi.
Berbagai tayangan televisi nampak tidak memiliki kualitas dan sangat
riskan untuk ditiru oleh penonton khususnya anak-anak adalah Anak Jalanan,
Ganteng-Ganteng Srigala, dan Go BMX serta masih banyak lagi tayangan yang
sangat meninggalkan pendidikan moral bagi anak-anak. Mengapa anak-anak harus
menjadi perhatian khusus dalam menayangkan sebuah tayangan? Karena anak-
anak memiliki memori yang sangat bagus, sehingga apa yang dilihat dan di
dengar akan selalu diingat olehnya. Selain itu bagi anak yang memiliki sikap kritis
kemungkinan akan meniru berbagai adegan di dalam tayangan televisi. Memang
sudah menjadi keharusan bagi orang tua untuk terus mendampingi anak-anak
ketika menonton televisi, dan harus pandai dalam memilih berbagai tayangan
yang sekiranya dapat memandu anak dalam mentransfer nilai moral dan edukasi
lainnya.
Banyak orang tua dengan segala macam kesibukannya merasa tenang
ketika anak-anak senang dan nyaman di depan televisi tanpa mengindahkan
berbagai tayangan yang berdampak buruk bagi mereka. Tidak dapat dielakkan
bahwa keberadaan televisi sangat dekat dengan anak. Hampir setiap hari anak
menonton televisi, bahkan mereka akan lebih senang duduk manis di depan
televisi dibandingkan bermain bersama teman-teman sebayanya.
Media televisi seakan memiliki dua sisi mata yang tajam, di salah satu sisi
memiliki dampak positif dan sisi lain berdampak negatif. Namun apabila melihat
kondisi saat ini mayoritas tayangan televisi terlebih yang berstatus swasta sering
menampilkan berbagai tayangan yang berdampak buruk bagi anak. Disinilah KPI
harus bertindak tegas terhadap media-media penayang acara-acara buruk.
Tayangan buruk bukan hanya bergenre sinetron saja melainkan film kartun yang
saat ini telah menjadi sahabat mata bagi anak-anak Indonesia. Salah film kartun
yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran adalah
Tom and Jarry, dimana pada bulan September 2014 KPI memberikan teguran
secara tertulis bagi media yang menayangkan serial kartun Tom and Jarry
maupun bagi beberapa program lainnya. Hal ini tentunya dilakukan untuk
melindungi anak dan remaja dari bentuk tayangan yang menampilkan unsur
kekerasan fisik.
Permasalahan mengenai tayangan televisi apabila dilakukan investigasi
secara mendalam tidak hanya berhenti disini saja. Sekarang ini anak-anak sangat
hedonis terhadap tayangan televisi, seakan-akan itu adalah hal wajib yang harus
dilakukan anak setiap hari. Bahkan banyak diantara mereka menyaksikan acara
televisi yang diperuntukan untuk dewasa. Dengan begitu mereka akan dihadapkan
pada tayangan yang berisi kekerasan, asusila, pembunuhan, kekerasan, dan hal-hal
yang dapat menurunkan nilai budaya dan sosial bagi anak. Tentu hal ini menjadi
perhatian yang sangat besar bagi insan media pertelevisian, dan KPI untuk
bersama-sama memberikan tayangan yang positif dan mengedukasi bagi anak,
agar mereka tidak kehilangan jati diri sebagai anak-anak. Serta masyarakat agar
tetap kritis terhadap berbagai program televisi yang tidak mendidik.
Memang nyata dilihat bahwa kondisi tayangan televisi di Indonesia sangat
mengarah pada dampak negatif. Akan tetapi masih ada segilintir tayangan yang
memberikan edukasi bagi penontonnya, khususnya anak-anak. Seperti tayangan
Dunia Binatang di Trans 7, dimana pada tayangan tersebut mampu memberikan
pelajaran yang positif bagi anak yaitu mereka akan diperkenalkan berbagai
macam jenis satwa disekelilingnya beserta tata hidup mereka. Selain itu tayangan
Laptop si Unyil yang juga ditayangkan di Trans 7 merupakan tayangan yang
membelajarkan anak tentang bagaimana proses pembuatan berbagai kerajinan
tangan tradisional maupun modern, selain itu anak juga akan diperkenalkan
tentang makanan nusantara hingga mancanegara. Melalui tayangan-tayangan yang
mengedukasi tersebut anak akan memiliki wawasan positif yang semakin luas.
Sehingga keberadaan televisi akan sangat bermanfaat bagi pemirsanya terutama
bagi anak-anak selain sebagai media hiburan namun juga sebagai media belajar.
Anjar Lestari/Div. Redaksi
No comments:
Post a Comment