Translate

Sunday 20 March 2016

CERITA SAHABAT

Aku seperti layaknya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Namaku Lia yang bersekolah di SMA suka bunda, walau tak secantik teman – teman lainya, namun akau tetap bersyukur dengan keadaan yang serba berkecukupan ini. Aku mempunyai sahabat dekat sejak kecil dia bernama Caca, Sejak duduk dikelas SD akupun hampir sering sekelas bersamanya, entah itu suatu kebetulan atau memang disengaja. Tapi aku tak memikirkanya karena saat ku kenal denganya serasa aku mendapatkan kecocokan, dari situlah aku selalu bersama – sama, jalan bareng, bermain bareng dan melakukan kegiatan lainya. Dari SD juga aku banyak mendapatkan teman seperti Lala, luna dan tiwi yang juga merupakan sahabat – sahabat terbaikku.

Mulai beranjak ke tingak SMP, aku pun masih bersekolah sama dengan Caca. Begitu banyak cerita suka maupun duka bersamanya dan kami pun memutuskan untuk menjadi sahabat sejati sampai kapanpun. Hari demi hari terlewati dengan indah. Senyum, tawa, canda sedih memberikan suasana diantara perhabatan aku dan Caca. Sampai pada hari dimana aku mulai digosipkan dengan seseorang yang sebenarnya disukai oleh temanku Caca itu. Pada akhirnya berimbas pada persabatanku. Parahnya lagi tiap aku bertemu dengan Caca dan ingin coba menjelasknya, dia tak sedikitpun melihatku, sepertinya tak ingin lagi berdekatan denganku.

Dan masalah ini berlanjut sampai ku memasuki SMA suka bunda. Di sekolah itu hari – hariku mulai sepi, Caca pun tak kunjung memberikan kabar walau masih sama dengan tempat sekolah, sekarang aku tidak lagi duduk sebangku karena berbeda kelas. Satu tahun lamanya masalahku denganya juga belum kelar hingga ku merasakan bahwa penyakit kanker yang dulu mulai kambuh lagi. Mungkin ku kehilangan semangat dan sahabat-sahabat terbaikku, pikirku. Akhirnya ku ijin untuk tidak bersekolah dan merahasiakan penyakit kankerku dan pihak sekolah menyetujuinya.  Hariku dirumah sakit juga tampak sepi, hanya keluarga saja yang setia mendampingiku menikmati hari yang tak seindah dulu.

Dari pembicaraan dokter bahwa ku mendengar hidupku sudah sebentar lagi karena kankernya memasuki stadium 4. “ Bu aku ingin keluar membelikan kado ulang tahun sahabatku besok”, ijinya pada ibu. Lalu ibunya menyetujuinya yang tanpa sengja di toko bunga aku menemui Caca sahabatku.


Seketika itu akan tak sadar dan tiba – tiba aku melihat di sekitarku ada banyak teman dan termasuk sahabat sejatiku Caca. “Ca, ini bunga yang kubeli tadi untuk menghadiahkan padamu saat ulang tahun besok”, ucapku. Caca terlihat menangis dan sedih bahkan nampak kecewa dan berkata “maukah kamu memaafkanku Lia, maukah kau bersahabat lagi denganku?”, “Iya, aku sudah memaafkanmu sejak dulu Ca dan aku tetap dan selalu menjadi sahabatmu”, kataku. Itulah perkataan terakhirku yang pada saat itu juga mataku mulai redup dan tak bisa membukanya lagi, dengan senyuman kini aku bisa pergi untuk selama-lamanya karena ada keluarga, teman dan sahabat-sahabat terbaikku yang ada didekatku.


By : Amira (Pend. Biologi'14)

No comments:

Ads Inside Post