Translate

Wednesday 15 March 2017

OPINI

Pendidikan Karakter  Membentuk Negara beradab [BUKAN] Negara Biadab.
Nia Puji Lestari / Matematika’14

Pendidikan adalah hal yang dianggap paling penting didunia ini. Karena dunia ini membutuhkan orang-orang yang berpendidikan untuk menjadikan suatu negara menjadi negara maju. Tidak hanya itu pendidikan pun kini sebagai tonggak atau pondasi harga diri seseorang. Semakin tinggi pendidikan mereka maka semakin tinggi pula penghargaan yang diberikan masyarakat. Selain pendidikan kini karakterpun ikut andil dalam penetuaan penghargaan. Dizaman yang serba modern ini, seseorang tidak hanya dilihat dari seberapa tinggi pendidikan atau gelar yang ia raih tetapi juga karakter pribadi setiap orang menjadi sebuah pertimbangan.

Pendidikan disekolah saat ini masih banyak yang mementingkan aspek kognitif daripada aspek psikomotoriknya. Padahal jika kita lihat dan kita cermati didunia masyarakat yang paling sering menjadi pembicaraan adalah etika atau perilaku seseorang. Ketika etika seseorang dimasyarakat sudah tercoreng maka setinggi tingginya gelar yang ia punya tidak ada harganya lagi. Seperti pepatah jawa “ajining diri gumanthung ana ing lathi. Ajining raga dumunung ana ing busana.” Harga diri seseorang bergantung pada cara dia berbicara, cara dia berpaikan dan perilaku dia dimasyarakat. Dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan emosional dan sosial berperan sekitar 80% dalam kehidupan, sedangkan kecerdasan intelektual hanya berperan 20% dalam kehidupan bermasyarakat.

Banyak nilai-nilai karakter yang harus kita tanamkan kepada anak-anak, kejujuran misalnya. Melihat negara yang semakin bubrah dan ketidakadilan merajelala disetiap penjuru, kini kejujuran sangatlah berperan penting untuk membasmi semua itu. Pendidikan karakter disinilah yang berperan menciptakan negara beradab bukanlah negara yang biadab.

Membentuk manusia yang berkarakter bukanlah hal yang mudah dan cepat. Semua itu tak semudah dan secepat membalikkan telapak tangan. Hal tersebut memerlukan upaya yang rutin atau terus menerus. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat itu menjadi watak atau tabiat seseorang.
Dewasa ini, banyak sekali aktivitas generasi muda yang menyimpang dari nilai nilai karakter yang baik. Bahkan aktivitas para petinggi negara pun menjadi momok terbesar dinegara ini. Menurut CNN Indonesia, jumlah perkara korupsi tahun 2016 sebanyak 453 perkara. Menempati urutan kedua setelah kasus narkotik yang mencapai 800 perkara.


Pendidikan karakter ini mutlak diperlukan untuk keangsungan hidup bangsa ini. Tidak hanya disekolah saja melainkan dirumah dan dilingkungan sosial. Tahun 2045, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai belahan dunia. Bahkan kita yang masih berkarya pada tahun itu pun akan merasakan hal yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2045 tentunya membutuhkan seseorang yang memiliki karakter yang baik.


Sekarang mulai banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang mulai menerapkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran. Mereka diajarkan bagaimana cara bertingkah laku kepada orang yang lebih tua darinya, bagaimana cara memberlakukan sikap kepada orang yang lebih muda darinya dan diajarkan beberapa hal yang dapat membentuk karakter yang baik. Sebenarnya pendidikan karakter tak perludijadikan sebuah mata pelajaran. Jika pendidikan karakter disekolah hanya disampaikan oleh guru tertentu maka harapan yang ingin dibangun takkan mudah dicapai. Seharusnya setiap guru mata pelajaran selalu memberikan materi pendidikan karakter disela-sela pembelajaran. Dengan begitu maka siswa akan lebih sering diingatkan dan akan selalu ingat jika setiap guru yang mengajar selalu memberikan nilai-nilai karakter. Tidak hanya itu peran orang tua menjadi barisan pertama yang harus dikuatkan untuk membentuk karakter anak. Lewat pendekatan orang tua maka kepribadian anak akan terbentuk dan tersusun dengan baik. Maka disinilah peran orang tua yang paling bertanggungjawab dalam membentuk generasi muda yang berkarakter yang baik. Serta memiliki kompetenn yang berkualitas untuk menjawab tantangan ditahun 2045. Dimana tahun tersebut merupakan puncak generasi emas indonesia.

No comments:

Ads Inside Post