Bukan Genius Tapi Pekerja Keras Yang
Setia
Pemuda Indonesia inilah yang akan menjadi salah seorang
yang mengubah dirgantara dunia dengan perhitungannya mampu menurunkan angka
kecelakaan pesawat. Datang dari bentukan visi besar orangtuanya, pengorbanan
keluarga, dukungan para sahabat, dan inspirasi terbesarnya : Indonesia.
Bermula dari penerbangan pertama di tahun 1955, Rudy
berangkat ke Jerman. Tubuh kecil pendek dengan wajah polos terlihat kontras
diantara penumpang lain yang banyak dari bangsa Eropa. Kekagumannya dengan
pesawat tak mereda hingga dia di angkasa. Kenyataan bahwa ia anak Indonesia
yang baru kali pertama naik pesawat tak bisa disembunyikan lagi. Ketika Rudy
melihat percikan-percikan api di baling-baling pesawat, dengan spontan dia
teriak “api…api…” dalam bahasa Belanda. Seketika pramugari mendekati dia dan
menjelaskan bahwa memang seperti itu keadaan pesawatnya. Para penumpang lain
menertawakan kepolosan bocah Indonesia ini. Tidak ada yang menduga, bocah
Indonesia yang mereka tertawakan ini, kelak menjadi salah seorang yang mengubah
dirgantara dunia dengan perhitungannya.
Perjuangan Rudy yang ditulis begitu menginspirasi. Dari
Rudy kecil yang suka bertanya aneh kepada papinya, petualangannya dengan papi,
kepolosan, keingintahuan, rasa penasaran bocah kecil yang meniup kondom dikira
balon udara. Rasa kehilangan anggota keluarga, Ali, adiknya dan papi,
menjadikan hati Rudy lebih tegar. Sumpah mami didepan mayat papi yang sekolah
anak-anaknya tak pernah putus. Ketika Rudy sekolah di HBS dan harus terpaksa
pindah je Jakarta karena sekolahnya akan ditutup. Saat itulah kali pertama Rudy
merantau seorang diri di Jawa.
Perjalanan dari kecil hingga kisah-kisah yang belum
diketahui sebelumnya. Kisah asmara di Jerman hingga kisah bertemunya Rudy dengan
istri tercintanya, Hasri Ainun Habibie, bisa tersusun apik dibuku ini. Pembaca
bisa menjiwai. Apa yang dibaca bisa terbayangkan.
Haru pilu ketika papi meninggal. Seperti biasa rutinitas
dikeluarga, sholat berjamaah. Ketika sujud papi tidak kunjung bangun. Saat itu
Rudy paham, tidak seperti ketika Ali meninggal. Tawa bahak pembaca bisa dikisah
penerbangan pertama Rudy, dan tingkah laku Rudy dan Fanny. Rudy sebagai otak
dan Fanny ototnya. Konsep yang sudah mereka anut sejak kecil tanpa perjanjian.
Antara tangis dan tawa seiring berganti ikut hanyut oleh
cerita. Kesederhanaan bahasa yang disajikan membuat pembaca rileks untuk
memahami isi cerita. Tidak merasa bosan ketika membaca dan ingin mengulang
ketika di halaman terakhir. Benar-benar seperti merasakan tetapi tidak dengan
kerumitan bahasa. Selain itu, di dalam buku ini juga dilengkapi dengan
foto-foto Rudy, keluarga, sahabat dan ketika Rudy menikah dengan Ainun.
Dari buku ini, menurut saya sedikit kekurangannya.
Seperti catatan yang dibagian belakang. Pembaca harus bolak-balik dari halaman
baca ke halaman catatan. Jadi focus pembaca terpecah dari depan ke belakang.
Sudah cukup sempurna bagi saya untuk buku ini. Benar-benar meginspirasi.
Rudy, kisah masa muda sang visioner rekomended untuk
dibaca para pejuang cita-cita. Karena buku ini didedikasikan untuk para pejuang
yang tekun berusaha demi bangsa yang lebih baik dan yang terus percaya bahwa
bangsa ini selalu punya harapan. Bukan kata “mimpi” karena itu bisa berubah
menjadi “mimpi buruk”. Tetapi “cita-cita”, kata yang lebih menjejak dan nyata.
Karena hidup ini nyata, bukan ilusi. Selamat membaca, Sang Visioner.
Ariqoh Rizki / PG PAUD ‘17
No comments:
Post a Comment