Translate

Friday 14 September 2018

RESENSI BUKU


Bukan Genius Tapi Pekerja Keras Yang Setia


            Pemuda Indonesia inilah yang akan menjadi salah seorang yang mengubah dirgantara dunia dengan perhitungannya mampu menurunkan angka kecelakaan pesawat. Datang dari bentukan visi besar orangtuanya, pengorbanan keluarga, dukungan para sahabat, dan inspirasi terbesarnya : Indonesia.
            Bermula dari penerbangan pertama di tahun 1955, Rudy berangkat ke Jerman. Tubuh kecil pendek dengan wajah polos terlihat kontras diantara penumpang lain yang banyak dari bangsa Eropa. Kekagumannya dengan pesawat tak mereda hingga dia di angkasa. Kenyataan bahwa ia anak Indonesia yang baru kali pertama naik pesawat tak bisa disembunyikan lagi. Ketika Rudy melihat percikan-percikan api di baling-baling pesawat, dengan spontan dia teriak “api…api…” dalam bahasa Belanda. Seketika pramugari mendekati dia dan menjelaskan bahwa memang seperti itu keadaan pesawatnya. Para penumpang lain menertawakan kepolosan bocah Indonesia ini. Tidak ada yang menduga, bocah Indonesia yang mereka tertawakan ini, kelak menjadi salah seorang yang mengubah dirgantara dunia dengan perhitungannya.


            Perjuangan Rudy yang ditulis begitu menginspirasi. Dari Rudy kecil yang suka bertanya aneh kepada papinya, petualangannya dengan papi, kepolosan, keingintahuan, rasa penasaran bocah kecil yang meniup kondom dikira balon udara. Rasa kehilangan anggota keluarga, Ali, adiknya dan papi, menjadikan hati Rudy lebih tegar. Sumpah mami didepan mayat papi yang sekolah anak-anaknya tak pernah putus. Ketika Rudy sekolah di HBS dan harus terpaksa pindah je Jakarta karena sekolahnya akan ditutup. Saat itulah kali pertama Rudy merantau seorang diri di Jawa.
            Perjalanan dari kecil hingga kisah-kisah yang belum diketahui sebelumnya. Kisah asmara di Jerman hingga kisah bertemunya Rudy dengan istri tercintanya, Hasri Ainun Habibie, bisa tersusun apik dibuku ini. Pembaca bisa menjiwai. Apa yang dibaca bisa terbayangkan.
            Haru pilu ketika papi meninggal. Seperti biasa rutinitas dikeluarga, sholat berjamaah. Ketika sujud papi tidak kunjung bangun. Saat itu Rudy paham, tidak seperti ketika Ali meninggal. Tawa bahak pembaca bisa dikisah penerbangan pertama Rudy, dan tingkah laku Rudy dan Fanny. Rudy sebagai otak dan Fanny ototnya. Konsep yang sudah mereka anut sejak kecil tanpa perjanjian.
            Antara tangis dan tawa seiring berganti ikut hanyut oleh cerita. Kesederhanaan bahasa yang disajikan membuat pembaca rileks untuk memahami isi cerita. Tidak merasa bosan ketika membaca dan ingin mengulang ketika di halaman terakhir. Benar-benar seperti merasakan tetapi tidak dengan kerumitan bahasa. Selain itu, di dalam buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto Rudy, keluarga, sahabat dan ketika Rudy menikah dengan Ainun.
            Dari buku ini, menurut saya sedikit kekurangannya. Seperti catatan yang dibagian belakang. Pembaca harus bolak-balik dari halaman baca ke halaman catatan. Jadi focus pembaca terpecah dari depan ke belakang. Sudah cukup sempurna bagi saya untuk buku ini. Benar-benar meginspirasi.
            Rudy, kisah masa muda sang visioner rekomended untuk dibaca para pejuang cita-cita. Karena buku ini didedikasikan untuk para pejuang yang tekun berusaha demi bangsa yang lebih baik dan yang terus percaya bahwa bangsa ini selalu punya harapan. Bukan kata “mimpi” karena itu bisa berubah menjadi “mimpi buruk”. Tetapi “cita-cita”, kata yang lebih menjejak dan nyata. Karena hidup ini nyata, bukan ilusi. Selamat membaca, Sang Visioner.

Ariqoh Rizki / PG PAUD ‘17

No comments:

Ads Inside Post